Kau terangi malamku di kamar yang sepi
Kau terangi jiwaku menghinggapi nyawaku
Kau terangi hatiku yang sedang meredup
Kau terangi jalanku menuju cahaya-Mu
Kau terangi altarku didepan rumah-Mu
Kau terangi jalan setapak di alam yang suci
Kau terangi langit dan bumi ketika hendak bertasbih
Kau terangi kesunyian ini dengan lentera-Mu…………………
By : Sang Pengelana
Jakarta 16 Mei 2010
Rabu, 23 Juni 2010
Selasa, 22 Juni 2010
MEMORI
Kusimpan wajahmu di album kenanganku
Tergores luka-luka yang membekas
Didalam hatiku…………………….
Kusimpan jejakmu yang memoles
Rindumu saat waktu menjemputku
Kusimpan pula cintamu
Walau mendung menyelimuti bumi
Hanyalah kau yang terindah dariku…………
Kenangan manis dalam lubuk perjalananku
Wahai kekasih hati…………………………
By : Sang Pengelana
Jakarta 22 Mei 2010
Tergores luka-luka yang membekas
Didalam hatiku…………………….
Kusimpan jejakmu yang memoles
Rindumu saat waktu menjemputku
Kusimpan pula cintamu
Walau mendung menyelimuti bumi
Hanyalah kau yang terindah dariku…………
Kenangan manis dalam lubuk perjalananku
Wahai kekasih hati…………………………
By : Sang Pengelana
Jakarta 22 Mei 2010
Senin, 21 Juni 2010
TATAPLAH MATAHARI PELUKLAH LANGIT
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Kuarungi perjalanan ini sambil menghitung hari
Dipenuhi debu-debu yang tak beraspal
Mengajak pahit manisnya roda kehidupan
Ditelanjangi kuda-kuda besi
Yang tak peduli siap-siap meregang nyawa………..
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Aku tak perduli dijilati, disakiti, dizalimi
Karena banyak orang yang membenciku
Aku disini berpikir dengan logika
Bukan untuk kekerasan
Jalanan adalah bagian hidupku
Roda-roda karet adalah makananku
Kedamaian adalah rona cintaku………………….
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Memang aku bukan babi bukan pula anjing
Aku adalah manusia biasa
Yang selalu terlindas dengan roda-roda asmara
Hidupku memang diatas knalpotku
Tak perduli baunya manusia-manusia
Berwatak kotor……………………………….
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Aku boleh mati di jalanan ini
Yang tak pernah beku dinodai hati
Aku selalu melihat pada-Mu
Wahai matahari dan langit
Engkaulah sang penopang hidupku.
By : Sang pengelana
Jakarta 21 Juni 2010
Kuarungi perjalanan ini sambil menghitung hari
Dipenuhi debu-debu yang tak beraspal
Mengajak pahit manisnya roda kehidupan
Ditelanjangi kuda-kuda besi
Yang tak peduli siap-siap meregang nyawa………..
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Aku tak perduli dijilati, disakiti, dizalimi
Karena banyak orang yang membenciku
Aku disini berpikir dengan logika
Bukan untuk kekerasan
Jalanan adalah bagian hidupku
Roda-roda karet adalah makananku
Kedamaian adalah rona cintaku………………….
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Memang aku bukan babi bukan pula anjing
Aku adalah manusia biasa
Yang selalu terlindas dengan roda-roda asmara
Hidupku memang diatas knalpotku
Tak perduli baunya manusia-manusia
Berwatak kotor……………………………….
Tataplah matahari peluklah langit!!!
Aku boleh mati di jalanan ini
Yang tak pernah beku dinodai hati
Aku selalu melihat pada-Mu
Wahai matahari dan langit
Engkaulah sang penopang hidupku.
By : Sang pengelana
Jakarta 21 Juni 2010
Selasa, 15 Juni 2010
SENJA BIRU
: thanks Senja Biru
Di laut yang membisu
Kembali pada angin sedang memburu
Kusampaikan padaku
Langit biru
Yang tertunduk pada-Mu……………..
By : Sang Pengelana
Jakarta, Juni 2010
Di laut yang membisu
Kembali pada angin sedang memburu
Kusampaikan padaku
Langit biru
Yang tertunduk pada-Mu……………..
By : Sang Pengelana
Jakarta, Juni 2010
Senin, 14 Juni 2010
SUATU KETIKA DI PARIS VAN JAVA
Ketika hujan rintik datang menemuiku
Dibalik kesendirian yang menghampiriku
Kulangkahkan kakiku
Di lapangan Gazibu
Ditemani deruman roda-roda membisikku
Walaupun telah beranjak senja
Hanya berdiri sejenak sambil kulihat
Senyum manis sang mega
Malampun berganti
Kulihat sepasang manusia saling bercinta
Sedangkan aku dirundung cinta
Kemanapun aku pergi
Ditempat ini
Selalu aku berada
Gedung Sate nampak begitu megah
Walaupun dingin menyelimutiku
Kulihat malam kian larut menemaniku
Cahaya-cahaya sorot merasuk sukmaku
Tanpa peduli dihajar oleh larutan sang malam
Kupalingkan wajahku
Kutemui bocah-bocah kecil bermain bola
Sambil menghampiriku
Untuk menghiburku
Sambil berlalu
Aku pergi tanpamu……………………….
By : Sang Pengelana
Bandung 12 Juni 2010
Dibalik kesendirian yang menghampiriku
Kulangkahkan kakiku
Di lapangan Gazibu
Ditemani deruman roda-roda membisikku
Walaupun telah beranjak senja
Hanya berdiri sejenak sambil kulihat
Senyum manis sang mega
Malampun berganti
Kulihat sepasang manusia saling bercinta
Sedangkan aku dirundung cinta
Kemanapun aku pergi
Ditempat ini
Selalu aku berada
Gedung Sate nampak begitu megah
Walaupun dingin menyelimutiku
Kulihat malam kian larut menemaniku
Cahaya-cahaya sorot merasuk sukmaku
Tanpa peduli dihajar oleh larutan sang malam
Kupalingkan wajahku
Kutemui bocah-bocah kecil bermain bola
Sambil menghampiriku
Untuk menghiburku
Sambil berlalu
Aku pergi tanpamu……………………….
By : Sang Pengelana
Bandung 12 Juni 2010
Kamis, 10 Juni 2010
SALAM PERPISAHAN SANG PENGELANA DAN KEKASIHNYA
Wahai rongga jiwaku
Engkau bukan bunga lagi untukku
Aku kembali menyapamu
Dalam kehadiranmu
Kugapai mimpimu
Namun kuperoleh berakhir semu
Walau kamu bukan milikku
SELAMAT TINGGAL KEKASIH HATI……………
By : Sang Pengelana
Jakarta 9 Juni 2010
Engkau bukan bunga lagi untukku
Aku kembali menyapamu
Dalam kehadiranmu
Kugapai mimpimu
Namun kuperoleh berakhir semu
Walau kamu bukan milikku
SELAMAT TINGGAL KEKASIH HATI……………
By : Sang Pengelana
Jakarta 9 Juni 2010
Rabu, 09 Juni 2010
GERIMIS
Suatu pagi yang mengiris
Diiringi rintik hujan menangis
Dalam alam yang kelam
Walaupun belum malam
Diteriaki senja yang temaram
Cuma kamu dirundung malang
Bagai bumi yang bergoyang
Ditelan air yang sedang melayang-melayang
Biarpun bergelombang
Mengarungi laut yang sunyi………………..
By : Sang Pengelana
Jakarta 6 Juni 2010
Diiringi rintik hujan menangis
Dalam alam yang kelam
Walaupun belum malam
Diteriaki senja yang temaram
Cuma kamu dirundung malang
Bagai bumi yang bergoyang
Ditelan air yang sedang melayang-melayang
Biarpun bergelombang
Mengarungi laut yang sunyi………………..
By : Sang Pengelana
Jakarta 6 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)